̶I̶ ̶H̶a̶t̶e̶ ̶T̶o̶ ̶B̶e̶ ̶A̶l̶o̶n̶e̶! "I'm Fine☺"

Fake? No, just... Feeling bother with contriteness.

Aaaah~ i hate this feeling! But i really hate alone, both of them! -___-
Gue benci ketika harus bilang "baik-baik saja" ketika berada dalam kesepian, bahkan keadaan terpuruk bagi batin gue sekalipun. Rada munafik emang. Tapi gue benci orang-orang yang menganggap gue lemah. I'm not weak, i'm just fear about this weakness. Tau maksud gue? Apasih yang bakal lo lakuin ketika lo butuh banyak pendapat dan lo ga dapat itu? Lo butuh banyak kehadiran, but... Walaa~ that's empty here. Dan akhirnya ini jalan yang gue pilih deh. Hide? Bukaaan... Last defence, last pretence and last reassurance... "I'm fine." end with ":" and then ")".
Kalo sendiri tu pikirannya yang udah aneh aneh aja. Keingetan ini itu. Kejadian nggak ngenakin dulu, kejadian nyakitin dulu. Mama papa. Jakarta-Jogja. Choice, change. Ex-Boyf-Bestf.
Capek tau pura-pura "baik". Capek tau pura-pura kuat. Dan yang paling jelas capek untuk jadi "pura-pura".

Share? Jujur? Susah tau :)
Apa yang mau lo ceritain kalo nggak ada orang yang mau ngertiin? Kalo sekedar dengerin mah mungkin ada, tapi yang bener-bener bakal memahami makna dari cerita lo? Who's? Terus, apa juga yang bakal lo lakuin ketika waktu, keadaan dan dunia ninggalin lo, meantime? Mirisss... Bisa dibilang ini yang lagi gue alamin sekarang. Banyak orang ditempat ini, dan semua itu nggak menjamin keramaian didunia gue. Pressure... Gue kayak punya tekanan sendiri yang orang lain sama sekali nggak bisa ngerasain itu. It's very hard to weep alone when there's no shoulder to support you :(

Gue butuh pendengar, gue butuh pendapat, gue butuh feedback dari kalian, gue butuh sosok, gue butuh kalian...

Ah, mon cher, for anyone who is alone, without God and without a master, the weight of days is dreadful.